MENAFSIR BERAT BADAN
TERNAK
Penafsiran berat badan sangat penting dilakukan oleh
para pemilik ternak untuk mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan
cara lain untuk mengetahui berat badan ternak selain penimbangan berat badan.
Apabila setiap kali harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang
praktis di samping timbangan itu jumlahnya terbatas.
Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh
bertolak dari anggapan bahwa t ubuh ternak
sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga
bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. Rumus yang telah
dikenal adalah rumus Schoorl yang mengemukakan pendugaan bobot ternak
sapi berdasarkan lingkar dada sebagai berikut :
Bobot badan (kg)
= (lingkar dada (cm) + 22)2
100
Rumus lain diturunkan oleh Scheiffer yang telah
menggunakan lingkar dada dan panjang badan dalam pendugaannya. Rumus itu
sebagai berikut :
Bobot badan (lbs)
= Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
300
Selain itu penafsiran berat badan dapat pula dilakukan
dengan pengamatan visual yaitu memperkirakan berat badan ternak yang diamati.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan DWT (Daily
Cow Weighting Tape) yaitu dengan melingkarkan DWT pada sternum 3-4
dan angka yang ditunjuk pada pita ukur itu menunjukkan berat badan ternak. Cara
penafsiran yang merupakan cara untuk mengetahui berat badan ternak adalah penimbangan.
Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan ternak / neraca. Besar atau
kecil, stationer atau portabel, timbangan merupakan bagian yang sangat
diperlukan dalam tehnik-tehnik pengukuran, (Blakely and Bade, 1998).
Metode visual adalah suatu metode yang digunakan untuk
menafsir berat badan dengan melihat, mengamati keadaan sapi dengan baik,
kemudian kita menafsir berat sapi tersebut. Metode ini perlu kejelian dan
latihan yang banyak supaya taksirannya hampIr mendekati benar. Dan juga metode
ini banyak dipakai oleh para pedagang hewan (Buffran,1986).
Ukuran-Ukuran Untuk
Hewan Ternak
I.
Ukuran-Ukuran Tinggi
1. Tinggi pundak
Yaitu jarak titik tertinggi pundak sampai ketanah
2. Tinggi
punggung
Yaitu jarak dari tajuk ruas punggung terkhir sampai tanah atau garis tegak
lurus di belakang rusuk terakhir.
3. Tinggi
kelakang
Yaitu jarak titik tertinggi kelakang sampai ke tanah,
titik ini terletak sedikit kebelakang permulaan tulang kelakang dan agak jauh
di belakng garis yang menghubungkan sudut tulang pangkal paha.
4. Tinggi pangkal
ekor
Yaitu jarak dari titik di mana ekor meninggalkan badan
sampai ke tanah.
II.
Ukuran-Ukuran Panjang
1. Panjang badan
Jarak lurus dari garis tegak lurus diadakan teoritis
dari sikum (boeng) sampai benjol;an tulang tapis.
2. Panjang
kelakang
Jarak antara muka
pangkal paha sampai benjolan tulang tapis
III.
Ukuran-Ukuran Lebar
1. Lebar dada
· Lebar dada muka ialah jarak antara kedua
benjolan siku luar.
· Lebar dada rusuk ialah jarak antara
rusuk kiri-kanan diukur di belakang tulang belikat.
2. Lebar pangkal
paha
Jarak antara sisi luar sudut pangkal paha.
3. Lebar tulang
tapis
Jarak antara sisi luar benjolan tulang tapis.
IV.
Ukuran-Ukuran Dalam
1. Dalam dada
Jarak antara titik tertingi pundak dan tulang dada,
diukur di belakang siku.
V.
Ukuran-Ukuran Lingkar
1. Lingkar dada
Diukur melingkar dada dibelakang siku.
2. Lingkar pipa
Yakni diukur dengan pita ukur di tengah-tengah tulang
pipa dari kaki kiri.
VI.
Ukuran-Ukuran Kepala
1. Panjang kepala
Jarak dari puncak kepala sampai ke daging gigi seri.
2. Lebar dahi
· Lebar dahi atas adalah jarak panggkal
tanduk atas.
s· Lebar dahi bawah
adalah jarak antara kedua lingkungan tulang mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar