Jumat, 27 Maret 2015

Pemeliharaan sapi perah dari pedet sampai dara

TATALAKSANA SAPI PERAH

1.      Sapi perah pedet dan dara
Ternak perah adalah ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan anak-anaknya. Produksi susu tersebut dapat dipertahankan sampai waktu tertentu atau selama masa hidupnya walaupun anak-anaknya sudah disapih atau tidak disusui lagi. Dengan demikian, susu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sapi perah merupakan salah satu panghasil protein hewani yang sangat penting Dalam rangka memenuhi kebutuhan susu tersebut dilakukan peningkatan populasi, produksi dan produktifitas sapi perah. Karena itu di perlukan tatalaksana atau manajemen pemeliharaan sapi perah perah yang tepat agar di dapat produksi yang maksimal.

Manajemen pemeliharaan pedet yang optimal sejak lahir sangat diperlukan untuk memperoleh sapi yang mempunyai produksi dan produktifitas yang tinggi yang siap menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi. Dengan penanganan dan perawatan yang tepat akan dapat mengoptimalakan performan pedet yang nantinya benar-benar siap menjadi replacement stock (menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi).

Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur lepas sapih. Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis karena pedet adalah masa depan perusahaan yang nantinya akan dijadikan replacement stok. Pedet dapat disapih setelah mampu mengkonsumsi 0,75 – 1 kg konsentrat sebanyak tiga kali sehari, sehingga pedet dapat disapih bukan berdasarkan pada umur, tetapi pada kemampuan konsumsi konsentrat. Ada pedet yang disapih pada umur empat minggu dan ada yang disapih diatas 10 minggu. Penyapihan dilakukan secara bertahap selama 3 – 7 hari.

Sapi dara adalah sapi pada masa antara lepas sapih sampai laktasi pertama kali. Sapi perah dara (Heifers ) diharapkan dapat menjadi calon induk yang mampu memproduksi susu dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pemeliharaan mulai dari lahir, maka dari itu pedet yang diberi penanganan yang baik sejak lahir akan menghasilkan dara yang berkualitas baik

Kriteria pedet yang baik
  • Berasal dari induk yang unggul 
  •  Bentuk tubuh proporsional dan sesuai standar
  • Tidak ada kelainan fisik
  • Berasal dari dearah bebas penyakit menular
  • Bukan dari hasil perkawinan in breeding 
  • Tidak mempunyai sejarah terkena penyakit berat
  •  Sudah dilakukan potong tanduk
Zat makanan yang dapat dicerna pedet
Proses pencernaan pedet pada umur 1-3 hari belum mampu mencerna pakan yang menggandung serat kasar,maka dari itu pedet akan di beri susu dari induknya.
1.    Pakan cair / likuid
  •  Pemberian kolostrum setelah lahir sebanyak ± 10% BB.
  •  Air susu atau Milk replacer (susu pengganti)                                                                                       Untuk 1 kg milk replacer dicampur dengan 7 liter air
§ Umur 5-30 hari, dengan jumlah pemberian susu 3,5 liter/ekor/hari
§ Umur 31 -60 hari dengan jatah susu 4,5 liter/ekor/hari
§ Umur 61-90 hari dengan jatah susu 3,5 liter/ekor/hari
2.    Pakan padat/kering 
§  Hijauan (hay)
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Dalam sistem pencernaan pedet akan berkembang seiring dengan umur, makin dewasa maka system pencernakan akan semakin sempurna dan pemberian pakan harus sedikit demi sedikit.
  Pedoman pemberian susu dan pakan pada pedet hingga lepas sapih dan hal-hal yang harus di perhatikan.

Abomasum pedet yang baru lahir berukuran lebih besar yaitu 70% dari total alat pencernaan. Pada saat ini  makanan yang dikonsumsi makanan cairan akan masuk eosophagus selanjutnya masuk ke abomasum dan diserap oleh abomasum.
  1.   Pakan Pedet
  •  Pakan Pedet umur 0 – 6 hari (Masa Kolostrum)
  •  Pakan Pedet umur 1 – 9 minggu (Proses Masa Sapih) 
  •  Untuk merangsang perkembangan rumen, pedet sebaiknya diberi makanan padat secepatnya.

Pemberian makanan formula (calf starter) dan hijauan kering kualitas tinggi yang diberikan lebih awal, perkembangan daya ruminasia akan lebih cepat, karena makanan padat terlebih dahulu akan masuk ke rumen dan merangsang perkembangan rumen.
  •  Pemberian calf starter dan hay / rumput kering dapat dimulai sejak pedet 2 – 3 minggu (fase pengenalan).  Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus dan bentuk ukuran kecil untuk mempermudah dalam pencernaan. Hal ini ditujukan untuk  membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 – 20 %, TDN 75 – 80 % ( Ca dan P, 2 banding 1 ) kondisi segar. 
  •  Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
  • Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan.
Ciri-ciri pedet lepas sapih
Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila :
  •  Sudah tidak lagi menyusu pada induknya
  • Bobot badan sudah mencapai kurang lebih 60 kg
  • Pedet dalam kondisi sehat dan sudah mengkonsumsi konsentrat formula pedet (calf starter) sebanyak 0,5 kg/hari atau lebih dan 1,4 - 1,8 kg hijauan setiap harinya.
  •  Kandangnya sudah dipisah dari induknya. 
  •  Umur tidak menjadi indikator pedet siap di sapih.
            Penyapihan pedet
Menyapih ( menghentikan pemberian susu ) adalah proses pengenalan dengan sumber pakan dewasa dan perlahan lahan menghentikan pemberian air susu
Tujuan penyapihan :
  •  Sebagai  Persiapan replacement indukan
  • Untuk penghematan biaya pembesaran pedet
  • Meningkatkan volume susu yang untuk di jual                                                                                                                                                                                                                                                                    Prosedur penyapihan pedet
  • Proses Penyapihan dimulai secara bertahap dimulai 20 hari sebelum penyapihan.
  • Apabila dilakukan penyapihan pedet harus dalam kondisi sehat
  • Kandang yang diperlukan untuk pedet lepas sapih berupa kandang sistem kelompok di dalam kandang koloni. Hal ini dimaksudkan agar sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan badannya kuat dan tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan.
  • Pakan pedet yang disapih diantaranya adalah rumput kering (hay) konsentrat (calf starter) dan air minum yang terseda secara adlibitum (terus menerus).
  • Kebersihan kandang di lakukan secara rutin dan di lakukan dengan membersihkan lantai kandang, tempat minum, tempat pakan dan lingkungan sekitar kandang agar pedet tetap sehat.
          Tujuan pemeliharaan dara
 Sapi dara adalah sapi pada masa antara lepas sapih sampai laktasi pertama kali.
Tujuan Pembesaran Sapi Perah Dara (Heifers ) adalah :
  • Menyediakan calon induk pengganti (replacement stock) yang mampu produksi susu dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi.
  •  Pengembangan usaha dengan cara menambah populasi induk,
Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
ΓΌ  Membesarkan sapi dara yang berasal dari turunan sapi sendiri (self replacement).
ΓΌ  Membeli dari luar (new comer replacement).

        Dewasa kelamin
Periode kehidupan sapi jantan atau betina yang diserai mulai berfungsinya alat kelamin untuk memproduksi sperma atau ovum. Dewasa kelamin ditandai dengan birahi.
Dewasa kelamin ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut ;
Ø  Vulva Nampak merah, bengkak, hangat dan sering keluar lendir.
Ø  Sapi peka, mudah terangsang dan diam ketika di naiki pejantan.
Ø  Sapi terlihat gelisah, mengangkat-angkat ekornya dan selalu mengemoh

          Umur berapa betina siap di kawinkan
Sapi yang birahi belum tentu dapat dikawinkan karena bisa saja sapi tersebut belum dewasa tubuh. Jika dewasa tubuh sudah tercapai maka sperma/ovum yang dihasilkan akan berkualitas. Betina siap dikawinkan pada umur 15 samapai 18 bulan karena pada umur ini sapi dara sudah dewasa tubuh dan dewasa kelamin sehingga keturunan yang di hasilkan pasti bagus.

Cara memilih bibit sapi perah


CARA MEMILIH  BIBIT SAPI PERAH YANG BAIK


Dilihat dari beberapa hal, yaitu :
  • Berasal dari induk dan pejantan yang menghasilkan produksi susu tinggi
  • Memiliki kepala dan leher yang sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar, jarak antara kaki depan dan kaki belakang cukup lebar
  • Pertumbuhan ambing dan puting baik, jumlah puting tidak lebih dari 4 buah yang letaknya simetris. Calon induk unggul ini tentunya memiliki tubuh yang sehat dan tidak cacat.
  • Apabila ambing diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari empat dan simetris, namun tidak telalu pendek.
  • Sebagai bibit unggul, sapi harus sehat dan tidak membawa penyakit menular, umur sekitar 4-5 tahun dan memiliki kesuburan tinggi.
ΓΌ         Pejantan unggul dengan ciri-ciri :
  • Pejantan memiliki tubuh yang kuat, muka sedikit panjang, kepala lebar, leher besar, punggung kuat, pinggang lebar, pundak sedikit tajam dan lebar.
  •  Paha yang dimilikinya rata dan cukup terpisah, dada lebar dan jarak antar tulang rusuk cukup lebar.
  •  Badan panjang, dada dalam, lingkar perut dan lingkar dada besar.
  •   Pejantan tentu saja harus sehat dan bebas dari penyakit menular dan pastinya tidak menurunkan cacat pada keturunannya.
Cara peternak memilih/ seleksi bibit ternak sapi perah yang baik

1.      Pemeriksaan Identitas Ternak
        Pemeriksaan dilaksanakan dengan meneliti dan mengamati dokumen yang ada antara lain penomoran ternak, pemilik, dokumen perkawinan dan certificate of herd.
Sertifikat dimaksud adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh asosiasi peternak sapi perah yang menyatakan bahwa tetua dari sapi dimaksud harus terdata. Sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pengadaan bibit sapi perah import harus memiliki catatan tetua dua generasi di atasnya.
2.      Pemeriksaan Performance Ternak
       Pemeriksaan dimulai dengan melaksanakan pengamatan umum terhadap kelompok sapi yang akan di seleksi dan dilaksanakan di dalam paddock. Sapi dikelompokkan ke dalam 5 kelompok dan dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya kelainan kesehatan,kemungkinan adanya cacat, maupun kemungkinan adanya warna yang tidak dikehendaki. Dari informasi awal tersebut selanjutnya di tindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan dan pengamatan yang lebih teliti pada saat sapi berada dalam cattle crushed.
Berdasarkan pengamatan terhadap herd ternak di dalam paddock di simpulkan bahwa kelompok ternak yang akan di seleksi dalam kondisi baik dan layak di lakukan pengamatan individu. Kesehatan secara umum baik, sapi tidak di ketemukan yang dalam kondisi sakit dan lemah, tidakdiketemukan adanya cacat fisik serta kondisi ekstrem pada sapi.
3.      Pengukuran tinggi gumba dan berat badan
        Terhadap kelompok sapi yang telah di nyatakan layak untuk dilakukan pemeriksaan individu di masukkan ke dalam gang way untuk dilakukan pengukuran tinggi gumba dan berat badan.
Pengukuran tinggi badan di lakukan dengan cara membuat tanda berupa ukuran dalam cm di gang way yang akan di lalui oleh sapi di gang way, selanjutnya tim melakukan pemeriksaan tinggi gumba.
4.      Pemeriksaan Cacat fisik
         Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati secara cermat terhadap sapi yang sudah lolos dari pengukuran tinggi gumba dan berat badan sapi. Pemeriksaan terhadap warna specific sapi perah, kelainan di kaki, ambing, ekor, kemungkinan cacat di badan sapi, mata dan tanduk.
Sapi yang diketahui tidak memiliki simetri putting dan memiliki bentuk putting bercabang di tolak sebagai calon bibit. 

5.      Pemeriksaann Kebuntingan
        Data kebuntingan sudah di informasikan oleh coordinator peternak dalam bentuk table pemeriksaan kebuntingan yang dilakukan oleh petugas setempat. Metode pemeriksaan yang dipergunakan untuk deteksi kebuntingan adalah menggunakan USG. Pemeriksaan kebuntingan oleh tim dilakukan secara sampling terhadap 90 % jumlah sapi yang akan di seleksi, sedangkan 10 % sapi yang tidak dilakukan palpasi rektal dilakukan pemeriksaan terhadap perkembangan dan kondisi ambing yang mengalami perkembangan se iring dengan perkembangan usia kebuntingan.
6.      Pemeriksaan Kesehatan
       Pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pemeriksaan individu terhadap kesehatan sapi. Pengamatan terhadap tingkah laku sapi dan mengamati terhadap tanda tanda penyakit tertentu yang mungkin muncul akibat gangguan penyakit tertentu.
  •  Lihat warna kulit sapi                                                                                                                        Warna kulit sapi perah yang asli dengan sapi blandong sekilas sama tapi jika kita teliti lebih lanjut akan kita temui perbedaan yang jelas jika sapi blandong warna kulit agak kusam meski sudah di bersihkan tapi jika sapi perah yang berkualitas akan memiliki warna kulit yang terang dan halus.

  •  Jenis kulit                                                                                                                                    Jenis  sapi perah yang baik adalah bisa dilihat dari jenis kulitnya,yakni berkulit tipis dan tidak terserang penyakit seperti gudikan
  •  Bentuk tubuh                                                                                                                             Bentuk sapi perang yang berkualitas adalah ketika di lihat dari belakang bagian pantat sapi tampak papak (rata),kaki besar dan kuat
  •  Jenis susu                                                                                                                                   Jenis sapi perah yang akan dijadikan bibit hendaknya kita melihat dan memegang susu pada sapi,jika susu sapi tersebut klemir (h alus dan lunak) maka kelak kualitas susu yang dihasilkan juga bagus dan banyak.

Tempat Pemilihan Sapi Perah Yang Baik
                Tempat yang baik untuk memilih bibit ternak sapi perah yang baik adalah :
Berasal dari pembibitan sapi perah yang sudah terpercaya sehingga peternak dapat mengetahui darimana keturunan sapi perah tersebut berdasarkan data recording.Tidak berasa dari daerah endemik ( pembawa bibit penyakit ).Bersal dari daerah pembibitan.